SA-IJAAN, KOTABARU – Dalam rangka melestarikan seni budaya dan memperingati Hari Jadi Kabupaten Kotabaru ke-75, PPWKI menggelar pertunjukan Wayang Kulit Purwa Banjar di Panggung Apung, Sabtu malam, (26/6/2025).
Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Dewan Kesenian Daerah (DKD) dan Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kotabaru bersama Persatuan Pedalangan Wayang Kulit Indonesia (PPWKI) Kabupaten Kotabaru.
Pertunjukan dibuka langsung oleh Ketua PPWKI Kotabaru, H. Mukhyar, S.Pd., M.M., didampingi oleh M. Khaspul Anwar, S.Ag., selaku Sekretaris PPWKI Kabupaten Kotabaru di hadapan masyarakat umum.
Mukhyar mengatakan, “Dulu ada banyak grup-grup pertunjukan wayang kulit, namun sekarang tokoh-tokohnya banyak yang wafat,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan pembukaan acara tersebut.
Ia menambahkan, “Kami dari Persatuan Pedalangan Indonesia Kabupaten Kotabaru mencoba membina atau membangkitkan kembali yang pernah hilang,” kata Mukhyar menjelaskan maksud diadakannya kegiatan itu.
Lebih lanjut, Mukhyar menjelaskan, “Untuk malam ini, pemainnya perdana tampil dan pertunjukannya juga perdana untuk anak-anak muda Kabupaten Kotabaru dalam rangka pertunjukan Wayang Kulit Banjar.”
“Walaupun untuk dalangnya dari Barabai, namun beliau sudah lama tinggal di Kecamatan Pulau Laut Timur, berdomisili Desa Berangas,” lanjut Mukhyar menekankan tentang keterlibatan lokal dalam acara ini.
Sekretariat Wayang Kulit Banjar sendiri saat ini berlokasi di rumah Sekretaris PPWKI di Jl. Raya Berangas KM.02, Desa Baharu Utara, Kecamatan Pulau Laut Sigam, Kabupaten Kotabaru.
Jumlah anggota aktif PPWKI Kotabaru sebanyak 15 orang, yang terdiri dari anak-anak, remaja, hingga dewasa yang rutin mengikuti latihan pedalangan dan penggiringan karawitan.
“Kami mengharapkan kesenian tradisional Kalimantan Selatan ini tidak hanya di Hulu Sungai, di Kotabaru juga diharapkan bisa tumbuh dan berkembang,” ujar Mukhyar.
Ia menambahkan, “Wilayah Kotabaru mayoritas banyak suku Banjar, walaupun banyak juga berbagai macam suku lainnya di Kabupaten Kotabaru,” katanya menyebut keberagaman budaya daerah.

Sementara itu, Sekretaris PPWKI, Khaspul Anwar, S.Ag., menyampaikan harapan agar Wayang Kulit Purwa Banjar bisa lestari dan dibina lebih lanjut oleh pemerintah daerah.
“Saat ini masih ada kendala di biaya untuk penampilan, biaya pengiriman peserta jika ada pagelaran wayang,” ungkap Khaspul mengenai tantangan yang mereka hadapi dalam pelestarian budaya ini.
“Biasanya setiap tahun ada perlombaan Wayang Purwa ini di taman budaya, seperti di Banjarmasin, Kalimantan Selatan,” ujarnya menyinggung kegiatan rutin seni tradisi di tingkat provinsi.
Ia berharap anak-anak yang dilatih di Gedung Sasangga Budaya, Dewan Kesenian Kotabaru, bisa menambah ilmu pengetahuan tentang musik karawitan dan penggiringan wayang kulit serta kuda bipang.
Ditempat yang sama, Kadis Disparpora Kotabaru Sonny Tua Halomoan, S.T., M.E., turut menutup acara. Ia menyampaikan apresiasinya terhadap pertunjukan wayang kulit perdana malam itu.
“Penampilan wayang kulit Banjar dari dalang Pokransyah Berangas Pulau Laut Timur malam ini merupakan bagian dari malam tempo dulu,” ujar Sonny saat memberikan sambutannya.
Ia menambahkan, “Dalam kegiatan ini kebetulan bersamaan dengan event Aruh Balogo dari 13 kabupaten/kota se-Kalimantan Selatan, dan besok pagi ada kegiatan perlombaan MTB Adventure Sepeda.”
“Peserta yang sudah datang malam ini bisa menikmati penampilan kesenian daerah Wayang Kulit Purwa Banjar,” pungkas Sonny menutup pernyataannya.