Sa-ijaan, KOTABARU – Setiap pemerintah daerah sesuai pedoman nasional wajib melaksanakan Rembuk stunting merupakan langkah strategis tahunan. Hal ini juga dilakukan Pemerintah kabupaten Kotabaru dalam melaksanakan rembuk stunting sebagai bagian dari aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2025, bertempat di Ruang rapat partisipasi lantai 3 Bapperida, Kamis (22/05/2025).

Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Wakil Bupati Kotabaru Syairi Mukhlis dan dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Minggu Basuki, Ketua Tim Penggerak PKK Suci Anisa, Forkopimda, Kepala SKPD, Camat dan Kepala Desa Se-kabupaten Kotabaru.

Tujuan kegiatan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting dengan menyusun rencana pembangunan kangka menengah daerah (RPJMD) dan merumuskan strategi dan program intervensi yang terpadu.

Bupati Kotabaru yang diwakili Wakil Bupati Kotabaru Syairi Mukhlis dalam sambutannya menyampaikan, bahwa pemerintah kabupaten Kotabaru sangat berkomitmen dalam percepatan penurunan stunting. Hal ini sejalan dengan visi dan arahan Presiden RI dalam mempercepat penurunan prevalensi stunting yaitu, bersama indonesia maju menuju indonesia emas 2045 yang diwujudkan dengan 8 misi yang disebut asta cita.

“Bentuk nyata komitmen kita bersama antara unsur pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademik maupun unsur media yaitu rembuk starting ini,” ucapnya.

Syairi Mukhlis juga menekankan kepada seluruh camat, kepala desa dan jajaran perangkat daerah untuk selalu memperhatikan pentingnya data yang akurat,koordinasi yang intensif serta pelibatan masyarakat yang aktif.

“Saya tekankan juga kepada para Kader, tenaga kesehatan dan keluarga selalu pastikan intervensi berjalan optimal dilapangan,” tambah Syairi.

Ia juga soroti untuk memastikan setiap ibu hamil mendapatkan layanan gizi yang baik, setiap anak mendapat imunisasi lengkap serta keluarga memiliki akses terhadap air bersih, sanitasi layak dan eduksi gici yang memadai.

“Saya berharap besar bahwa anak-anak dikabupaten kotabaru tumbuh sehat,cerdas,ceria dan tangguh siap bersaing dalam era indonesia emas 2045,” ujarnya.

Syairi juga mengajak masyarakat untuk menurunkan stunting dengan pendekatan yang cepat, tepat dan menyeluruh untuk menjadikan kabupaten kotabaru sebagai contoh daerah yang sukses dalam penurunan stunting.

“Mari kita kuatkan sinergi, hilangkan ego sektoral dan jadikan rembuk ini sebagai momentum penting untuk menuntaskan stunting didaerah kita tercinta ini,” ujar wakil bupati.

Pemerintah kabupaten Kotabaru melaksanakan rembuk stunting sebagai bagian dari aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2025, Kamis (22/05) (Foto : Istimewa/sa-ijaan.com).

Sementara itu, Kepala DPPPAPPKB Sri Sulistyani menjabarkan berdasarkan hasil survei kesehatan indonesia (SKI/SSGI) prevalensi stunting dikabupaten kotabaru tahun 2021 21,8%,tahun 2022 31,6%,dan pada tahun 2023 20,1%.

“Pemerintah berkomitmen untuk menurunkan stunting menjadi 14,4% pada tahun 2029 dan mencapai 5% pada tahun 2045 sebagaimana ditetapkan dalam rencana pembangunan jangka panjang nasioanl (RPJPN) tahun 2025-2045,” lanjutnya.

Harapannya masalah kualitas sumber daya manusia dan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis dalam waktu yang cukup lama ini, tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak dan potensi anak dimasa depan cepat teratasi.

“Pengalaman pelaksanaan pencegahan dan penurunan stunting tahun 2018-2024 telah memberikan pembelajaran tentang sangat berharga bagi perbaikan pelaksanaan program kedepannya dengan mempertahankan yang sudah berjalan baik dan memperbaiki yang belum berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Sesi penutup dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh peserta,sebagai bentuk dukungan nyata terhadap target nasional menurunkan angka stunting menjadi dibawah 14% dan mempertahankannya secara berkelanjutan.

Tags:KotabaruPemkab KotabaruRembuk Stunting 2025